MateriPokok: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (3 JP) A. Kompetensi Inti: KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
06/10/18MENELUSURI TRADISI ISLAM DI NUSANTARAPENULIS 1. REVINA PUTRI ZAKIYA NUR L3. ALLYVIA NANDA K4. NIKEYSHA MICHAELA S5. BINTANG MUHAMMAD TRADISI ISLAM DI NUSANTARATRADISI ISLAM SEBELUM NUSANTARA1. MENGHARGAU PERBEDAAN TRADISIALKUTURASI BUDAYA ISLAMMENGAMBIL HIKMAH DARI TRADISI ISLAM NUSANTARASIKAP MULIA2. MELESTARIKAN TRADISI ISLAMMELESTARIKAN TRADISI ISLAM NUSANTARA3. MENGHORMATI PARA TOKOH YANG BERJASA MENGEMBANGKAN TRADISI ISLAM DI NUSANTARA4. BANGGA SEBAGA BANGSA INDONESIA1TRADISI NUSANTARA SEBELUM ISLAMJauh sebelum islam masuk dan berkembang di nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. masuknya agama Hindu-Budhha ke indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi musnah, justru semain tumbuh dan berkembang. Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha tidak menghilangkan unsur asli budaya di nusantara1Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga tampak pada bidang seni bangunan misalnya pada bentuk candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para Dewa dengan bentuk Indonesia candi berfungsi sebagai makam raja atau tempat menyimpan abu jenazah Raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan ruh nenek moyang di bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya berbentuk punden berundak. Contoh ini dapat dilihat padabangunan candi BUDAYA ISLAMAlkulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpamehilangkan sama sekali ciri budaya sebagai hasil dari proses alkulturasi tersebut tidak bersifat kebendaan atau material, tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat ini kemudian dikenal sebagai budaya Islam. Budaya dalam pandangan islam merupakan sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang di ajaran nilai tersebut merupakan hasil dari pokok-pokok Al-Qur'an dan hadis dalam kehidupan nyata2Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar islam, asalkan sesuai prinsip [rinsip sebagai berikut 1. Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram2. Mendatangkan mashlahat kebaikan dan tidak menimbulkan mafsadat kerusakan.3. sesuai dengan prinsip al-Wala dan al-Bara'ketiga prinsip di atas menjadi pedoman baku bagi umat islam dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain diluar ini adalah seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran islam 1 Nama-Nama Bulan dalam Penanggalan JawaMasuknya Islam ke Indonesia membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran Seni Bangunan Masjidwujud akulturasi terlihat dalam bangunan masjid kuno, yaitu dilihat dari bentuk bangunan, menara dan letak masjid. Menara berfungsi sebagai tempat menyerukan adzan. Selain itu masjid di Idonesia terletak disebelah barat alun-alun istana atau Seni Ukir dan Kaligrafi Seni ukir yang dimaksud adalah seni ukir hias untuk hiasan masjid banguanan makam di bagian jirat, nisan,cungkupdan tiang cungkup. Kaligrafi Islam sering disebut dengan khat. Kaligrafi sebagai motif hiasan dapat dijumpai di masjid-masjid kuno, seperti ukir-ukirabn yang terdapat pada majid di Seni TariDi beberapa daerah di Indonesia. terdapat bentuk-bentuk tarian yang berkaitan dengan bacaan shalawat. Misalnya pada seni rebana diikuti dengan tari-tarian Zipin, bacaan shalawat dengan menggunakan lagu-lagu Seni MusikKebudayaan Islam kita juga mengenal seni musik berupa rebana, hadrah, kasidah, nasyid dan gambus yang melantunkan lagu-lagu dengan syair islami. Hadrah adalah salah satu jenis alat musik yang bernapaskan Islam. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansa Islami, yaitu tentang pujian kepada Allah Swt. dan sanjungan kepada Nabi Muhammad Seni PertunjukanSeni pertunjukan wayang kulit merupakan perpaduan kebudayaan Jawa dan unsur keislaman. Bagi orang Jawa, wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga wejangan nasihat-nasihat karena saratdengan pesan-pesan moral yang menjadi filsafat hidup orang wayang diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan. Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini dimulai pada zaman Raden karya sastra yang sesuai dengan ajaran Islam di antaranya sebagai BabadBabad adalah dongeng yang sengaja diubah sebagai cerita sejarah. Dalam babad, tokoh, tempat, dan peristiwa hampir semua ada daIam sejarah, tetapi penggambarannya dilakukan secara berlebihan. Babad merupakan campuran antara fakta sejarah, mitos dan kepercayaan. Contohnya Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, Babad Surakarta, Babad Giyanti, dan Babad HikayatHikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban dan keanehan. Tidak jarang hikayat berpangkal pada tokoh-tokoh sejarah atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Hikayat yang terkenal adalah hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat 1001 malam, Hikayat Bayan Budiman dan SulukSuluk adalah kitab-kitab yang menguraikan soal tasawuf. Kitab suluk sangat rnenarik karena sifatnya pantheisme, yaitu menjelaskan tentang bersatunya manusia dengan Tuhan manunggaling kawulo lan Gusti. Pujangga-pujangga kerajaan dan para wali yang menghasilkan karya-2yang menghasilkan karya-karya sastra jenis suluk adalah seperti di bawah Sunan Bonang mengembangkan ilmu suluk dalam bentuk puisi yang dibukukan dalam Kitab Hamzah Fansuri menghasilkan karya sastra dalam bentuk puisi yang bernafaskan keislaman, misalnya Syair Perahu dan Syair Syekh Yusuf, seorang ulama Makassar yang diangkat sebagai pujangga di kerajaan Banten, berhasil menulis beberapa buku tentang Kesenian DebusKesenian debus difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Debus merupakan seni bela diri untuk memupuk rasa percaya diri dalam menghadapi MELESTARIKANTRADIS ISLAM DI NUSANTARATradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun-temurun oleh masyarakat. Mengingat zaman modern sekarang ini, ada sebagian kelompok yang mengharamkan dan ada sebagian yang menghalalkan. Mereka yang mengharamkan tradisi beralasan pada zaman Rasulullah saw.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud INI ADALAH BEBERAPA TRADISI ATAU BUDAYA YANG DIMAKSUD+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud Halal BihalalHalal bihalal berasal dari bahasa Arab halla atau halal tetapi tradisi halal bi halal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa Indonesia, bukan berasal dari Timur Tengah. Halal bihalal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis silaturahim antar umat.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Tabot atau TabuikTabot merupakan kesenian khas masyarakat Bengkulu yang biasanya dilakukan di pesisir kota Bengkulu dan jaraknya 3,5 kilo meter dari pusat Kota Bengkulu. Perayaan Tabot ini merupakan peringatan atas gugurnya Husain, cucu Nabi Muhammad SAW di padang Karbala Irak. Tabot dibawa ke Bengkulu oleh bangsa India Manggala pada Tahun 1685.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Kupatan bakdo kupatSyawalan, kupatan, atau bodho bakdo syawal, bodho kupat, merupakan tradisi di kalangan masyarakat Jawa setelah berlebaran hari raya Idul Fitri. Bukan hanya yang bermukim di pulau Jawa saja yang masih mengikut tradisi ini, masyarakat asal Jawa yang tinggal di pulau lain ada juga yang masih memertahankan tradisi syawalan tersebut.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Sekaten di Surakarta dan YogyakartaSekaten merupakan tradisi memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Jogja dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat Solo. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, bahkan beberapa rangkaian acaranya mengadopsi budaya zaman kerajaan Hindu.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo GrebegGrebeg adalah perayaan rutin yang diadakan masyarakat Jawa untuk memperingati suatu peristiwa penting. Perayaan utamanya diadakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat dan Keraton Yogyakarta Hadiningrat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Grebeg besar di DemakGrebeg Besar Demak adalah perayaan yang dilakukan setahun sekali pada bulan Zulhijah oleh masyarakat Muslim di Masjid Agung Demak. Bentuk kegiatannya adalah ziarah ke makam para sultan Kesultanan Demak dan ke makam Sunan Kalijaga.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Kerobok Maulid di Kutai dan pawai obor di ManadoDi Wilayah Kedaton Kuta Kartanegara, Provisni Kalimantan Timur, juga dilaksanakan tradisi yang disebut sebagai Kerobok Maulid. Istilah Kerobok Maulid sendiri berasal dari Bahasa Kutai yang mempunyai arti berkerubun atau berkerumun banyak orang. Tradisi Kerobok Maulid bisanya dipusatkan di halaman Masjid Jami’ Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi Kerobok Maulid ini diselenggarakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Tradisi Rabu Kasan di BangkaTradisi Rabu Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari Kara Rabu Pungkasan terakhir. Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, tetapi juga di daerah lain, seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasarnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari bala’ musibah dan bencana.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Dugderan di SemarangDugderan merupakan sebuah tradisi yang diadakan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1881, sejak masa penjajahan memeriahkan dugderan, biasanya muncul pasar tiban. Pasar ini menawarkan berbagai kuliner, pakaian, mainan, termasuk kerajinan tradisional selama seminggu sebelum bulan suci dimulai.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo Budaya Tumpengumpeng merupakan sajian wajib dalam berbagai acara syukuran, baik itu menyambut kelahiran seseorang, ulang tahun atau acara seremonial lainnya. Olahan baik nasi putih atau kuning ini membentuk kerucut, menyerupai di Indonesia, khususnya Jawa dan Bali, sangat menyakralkan kedudukan tumpeng sebagai makanan adat. Hal itu karena unsur-unsur Hindu sangat kental dalam setiap upacara yang menyajikan tumpeng.+Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo you!
MenusantarakanIslam Menelusuri Jejak Pergumulan Islam yang Tak Kunjung Usai di Nusantara (Yogyakarta: Nadi Pustaka, 2012) yang menitik fokuskan pada Islam yang lebih spesifik dan praksis yakni Islam Antroposentris-Trasformatif. Islam tidak hanya berbicara mengenai manusia tetapi manusia sejatinya juga mendapat hak-haknya dari Islam, yakni Berikut ini akan dijelaskan secara singkat tentang proses perkembangan islam di indonesia, perkembangan islam di indonesia, perkembangan tradisi islam di berbagai daerah, tradisi islam nusantara, tradisi islam di nusantara, sejarah tradisi islam nusantara, sejarah tradisi islam di nusantara, tradisi islam, menelusuri tradisi islam di nusantara. Pada masa sebelum datangnya Islam, pusat-pusat pemerintahan kerajaan di Indonesia umumnya memiliki tanah lapang yang luas alun-alun. Di empat penjuru tanah lapang itu terdapat bangunan-bangunan penting, seperti keraton, tempat pemujaan, dan pasar. Jika dilihat dari sudut arsitektur, masjid kuno beratap tingkat meru misalnya beratap dua yaitu masjid Agung Cirebon, masjid Katangka di Sulawesi, masjid Muara Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta; masjid beratap tiga yaitu masjid Demak, Baiturrahman Aceh, masjid Jepara; dan masjid beratap lima yaitu masjid Agung Banten. Masjid kuno Indonesia yang mempunyai atap bertingkat telah mengundang pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa hal itu merupakan kelanjutan dari seni bangunan tradisional Indonesia lama. Ada beberapa bukti yang mendukung pendapat itu, di antaranya sebagai berikut. Bangunan-bangunan Hindu di Bali yang disebut Wantilan atapnya juga bertingkat. Relief yang ada di candi-candi pada masa Majapahit juga terdapat ukiran yang menggambarkan bangunan atap bertingkat. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa telah terjadi akulturasi antara seni bangun tradisional Indonesia dengan seni bangun. Dalam seni ukir dan lukis terjadi akulturasi antara seni ukir dan seni lukis Islam dengan seni lukis dan seni ukir tradisional Indonesia yang dapat kita jumpai pada bangunan masjid-masjid kuno dan keraton. Ukir-ukiran yang biasa dipahatkan pada tiang-tiang, tembok, atap, mihrab, dan mimbarnya dibuat dengan pola makara dan teratai. Dalam perkembangan selanjutnya, muncul pula seni kaligrafi, yaitu seni melukis indah dengan huruf Arab. Dalam seni tari dan seni musik juga terjadi akulturasi yakni beberapa upacara dan tarian rakyat. Di beberapa daerah ada jenis tarian yang berhubungan dengan nyanyian atau pembacaan tertentu yang berupa selawat atau slawat kompang. Bentuk-bentuk tarian itu misalnya permainan dabus dan seudati. Permainan dabus adalah suatu jenis tarian atau pertunjukan kekebalan terhadap senjata tajam dengan cara menusukkan benda tajam tersebut pada tubuhnya. Tarian ini diawali dengan nyanyian atau pembacaan Alquran atau selawat nabi. Permainan ini berkembang di bekas-bekas pusat kerajaan seperti Banten, Minangkabau, Aceh. Adapun seudati adalah seni tradisional rakyat Aceh yang berupa tarian atau nyanyian. Pertunjukan dilakukan oleh sembilan atau sepuluh orang pemuda dengan memukul-mukulkan telapak tangan ke bagian dada. Dalam seudati pemain juga menyanyikan lagu-lagu tertentu yang isinya berupa selawat pujian kepada nabi. Selain seni tari, juga berkembang seni musik yang berupa pertunjukan gamelan. Pertunjukan ini biasa dilakukan pada upacara Maulud, yaitu peringatan untuk menghormati kelahiran Nabi Muhammad saw. Pada peringatan ini, selain dinyanyikan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad saw. juga diadakan pertunjukan gamelan dan pencucian benda-benda keramat. Upacara ini biasanya dilakukan di bekas pusat kerajaan, seperti Yogyakarta dan Surakarta yang disebut Gerebeg Maulud. Upacara semacam ini di Cirebon biasa disebut Pajang Jimat. Upacara ini biasa disampaikan dengan gemelan yang disebut Sekaten. Masuknya kebudayaan Islam juga berpengaruh besar terhadap seni bangunan makam. Bangunan makam pada orang yang meninggal terbuat dari batu bata tembok yang disebut jirat atau kijing. Di atas jirat itu, khususnya bagi orang-orang penting didirikan sebuah rumah yang disebut bangunan makam berupa jirat dan cungkup yang biasanya dihiasi dengan seni kaligrafi seni tulisan Arab yang indah. Makam tertua di Indonesia yang bercorak Islam ialah makam Fatimah binti Maimun di Leran tahun 1082 dan diberi cungkup. Dinding cungkup diberi hiasan bingkai-bingkai mendatar mirip model hiasan candi. Makam lain yang penting, antara lain makam Sultan Malik al Saleh di Samudra Pasai, makam Maulana Malik Ibrahim, dan makam para wali dan sultan yang lain. Senibudaya, adat, dan tradisi yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Tradisi ini sangat bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara. Kita sebagai generasi penerus Islam. kita harus bijaksana dalam menyikapi tradisi tersebut. Memang harus diakui ada tradisi-tradisi lokal yang tidak sesuai dengan Islam.
Jakarta, - Tradisi sebelum pergi haji merupakan kegiatan dan persiapan yang dilakukan oleh umat muslim ketika ingin melakukan perjalanan ibadah haji ke Makkah dan Madinah. Umumnya tradisi berangkat haji meliputi pendaftaran dan administrasi, persiapan spiritual, persiapan fisik, kelengkapan haji, ritual pelepasan, ziarah, dan pelatihan ibadah. Tradisi ini tentunya dilakukan berbagai negara di seluruh dunia dengan ciri khas dan nuansa tersendiri dalam persiapan dan perjalanan haji. Berikut adalah beberapa tradisi yang dilakukan sebelum perjalanan haji dari berbagai negara 1. MesirMesir memiliki tradisi haji yang kuat dengan sejarah panjangnya. Jemaah haji Mesir, sering melakukan ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Mesir sebelum melakukan perjalanan haji. Biasanya, mereka mengunjungi Al-Qahirah Kairo dan melihat situs-situs bersejarah, seperti Piramida Giza, Sphinx, dan Masjid Amr ibn al-As, masjid tertua yang ada di Afrika. Selain itu, sebelum berangkat, jemaah haji Mesir memperdalam ilmu agama dengan menghadiri ceramah, kelas, dan seminar yang membahas tentang hal-hal penting dari ibadah haji. Mereka juga belajar mengenai kehidupan Rasulullah SAW dan sejarah Islam. Kegiatan sosial juga menjadi tradisi berangkat haji jemaah Mesir. Mereka berpartisipasi dalam penggalangan dana demi membantu jamaah haji yang kurang mampu atau menyumbangkan barang-barang yang diperlukan saat haji kepada yang membutuhkan. Tidak lupa dengan doa dan dukungan keluarga, jemaah Mesir mengadakan acara keluarga untuk berdoa bersama agar dilindungi perjalanan dan keselamatannya. 2. PakistanTradisi yang dilakukan di negara Pakistan melibatkan persiapan yang intensif di berbagai aspek. Tradisi pergi haji Pakistan mencerminkan rasa hormat, kesungguhan, dan kebersamaan dalam menjalani ibadah. Jemaah haji Pakistan sangat menekankan persiapan fisik, mental, dan spiritual sebelum pergi haji. Mereka mengikuti program pelatihan yang meliputi aspek-aspek ibadah haji, pengetahuan agama, dan praktik sosial. Jemaah Pakistan juga menghadiri ceramah dan kuliah pra-haji yang diselenggarakan oleh para ulama dan cedekiawan agama. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ibadah haji dan memberikan nasihat kepada jemaah calon haji. Adapun dukungan dari keluarga dan masyarakat dalam mendukung jemaah haji Pakistan sebelum berangkat yang berbentuk doa dan nasihat. Saksikan live streaming program-program BTV di sini Jemaah Haji Khusus Tinggalkan Madinah Menuju Makkah NASIONAL Jemaah Haji Embarkasi Surabaya Meninggal di Tanah Suci Bertambah Jadi 17 Orang, Ini Daftar Namanya NASIONAL PPIH Bersiap Sambut Puncak Haji, Ini Skemanya NASIONAL 2 Bulan Sabit Berlapis Emas Dipasang di Menara Dekat Gerbang Masjidil Haram NASIONAL Kakek Halim Jemaah Calon Haji Tertua Berusia 103 Tahun Asal Bandung Barat Berangkat ke Tanah Suci NASIONAL Persoalan Haji Bisa Disalurkan Lewat Aplikasi "Jemaah Lapor Gus Men" NASIONAL
IstilahIslam Nusantara yang dideklarasikan menjadi perdebatan karena dianggap mengerdilkan Islam, yaitu hanya terbatas pada wilayah teritorial tertentu, dalam hal ini wilayah nusantara. Hal tersebut langsung menimbulkan kesalahan karena Islam bersifat trans nasional dan dapat mengakomodasi berbagai budaya dan tradisi yang berlaku di seluruh dunia.

- Ketika ulama mendakwahkan Islam pertama kali ke Nusantara, terdapat perbenturan antara ajaran Islam dengan adat istiadat masyarakat setempat. Para dai Islam tidak serta merta memusnahkan tradisi lokal sepenuhnya, melainkan menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Hasilnya adalah konsep Islam yang bercorak khas Nusantara. Warisan dakwah Islam di Nusantara adalah salah satu penyebaran Islam yang unik karena tidak melalui militer dan konflik kekerasan terhadap penganut agama setempat. Islam tumbuh di Nusantara dengan karakter budayanya masing-masing. Akulturasi antara ajaran Islam dan adat istiadat lokal inilah yang diterjemahkan oleh Wali Songo untuk perkawinan prinsip Islam dengan tradisi setempat. Artinya, konsep tradisi lokal yang sudah ada diisi dengan ajaran Islam, sementara itu ritual-ritual yang bertentangan dengan Islam, seperti minum-minuman keras, berjudi, memohon kepada berhala, dan sebagainya dibuang dan diganti dengan ajaran Islam. Hal ini bukan tanpa dasar, melainkan bentuk teladan dakwah Nabi Muhammad SAW di tanah Arab, sebagaimana dilansir NU Online. Ketika Rasulullah SAW menyerukan Islam, beliau tidak serta merta melarang dan memusnahkan tradisi Arab, melainkan menyesuaikannya agar sejalan dengan semangat Islam. Karena itulah, Rasulullah SAW menyatakan bahwa hal-hal yang bersifat duniawi hendaknya ditakar sesuai kapasitas dan keahlian beliau, jangan diterima mentah-mentah begitu saja. Hal yang wajib diikuti dari Nabi Muhammad SAW adalah perkara agama, sementara itu untuk urusan duniawi diserahkan kepada timbangan baik-buruk sesuai kebutuhan umatnya. Hal ini tergambar dalam sabda Rasulullah “Saya ini manusia. Jika aku perintahkan kalian dalam urusan agama, maka patuhilah! Namun, jika aku memerintahkan sesuatu berdasarkan pendapatku, maka aku ini manusia biasa,” Muslim. Sementara itu, di hadis lain, Baginda SAW berujar "Kalian lebih mengerti urusan dunia kalian,” Muslim. Tradisi Islam yang lestari di Nusantara adalah ekspresi budaya, perkara sosial duniawi masyarakat Indonesia. Di sisi lain, akulturasi antara Islam dan adat istiadat Nusantara ini amat kaya, mulai dari seni arsitektur, karya sastra, tembang, upacara adat, dan lain sebagainya. Berikut ini sejumlah tradisi keislaman yang patut dilestarikan sebagaimana dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2014 yang ditulis oleh Muhammad Ahsan dan Sumiyati. 1. Halalbihalal Gubernur DIY Sri Sultan HB X kiri bersama istri GKR Hemas kedua kiri didampingi Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X ketiga kiri dan istri GKBRAy. A Paku Alam keempat kiri berjabat tangan dengan warga saat halalbihalal di Kantor Kepatihan, DI Yogyakarta, Senin 10/6/2019. di media silaturahmi warga kepada Gubernur DIY dan juga Raja Keraton Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ halalbihalal identik dengan Lebaran atau Hari Raya Idulfitri. Ia dilakukan dalam bentuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan dan bersilaturahmi satu sama lain. Tradisi ini diselenggarakan di mana-mana, mulai dari tingkat RT/RW, sesama kolega kerja di kantor, hingga istana kenegaraan. Bahkan, acara halal bihalal sudah menjadi tradisi Islam nasional di Indonesia. Dari sejarahnya, pada tahun 1948, diceritakan bahwa Presiden Sukarno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara dan dimintai pendapatnya untuk mengatasi kerenggangan para pejabat politik pada masa itu. KH Wahab Chasbullah adalah seorang kiai NU terpandang yang punya banyak akal untuk mengatasi masalah tersebut. Menjawab pertanyaan Bung Karno, beliau mengusulkan untuk diadakan acara silaturahmi. Kebetulan saat itu menjelang Hari Raya Idulfitri 1367 H, maka KH Wahab Chasbullah mengusulkan agar diselenggarakan acara halalbihalal. "Para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu 'kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa [haram], maka harus dihalalkan," kata Kiai Wahab. "Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan, sehingga silaturrahim nanti kita pakai istilah halalbihalal," lanjutnya. Berkat usulan KH Wahab Chasbullah, acara halalbihalal kian populer dan terus diselenggarakan hingga sekarang. 2. Kupatan atau Bakdo Kupat warga berdoa sebelum makan ketupat saat tradisi kupatan di ponorogo, jawa timur, rabu 13/7. sebagian warga muslim ponorogo menggelar acara tradisi kupatan syawal pada hari kedelapan lebaran. antara foto/siswowidodo/kye/16Umumnya, ketupat dikenal sebagai maskot makanan khas Lebaran. Kemudian, tradisi kupatan yang dilakukan dengan memakan ketupat biasanya dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idulfitri. Perayaan ini diselenggarakan dengan berkumpul di suatu tempat seperti mushala atau masjid untuk menghelat selamatan yang hidangannya didominasi oleh ketupat. Ketupat ini berupa makanan yang terbuat dari beras, serta dibungkus dengan anyaman janur kuning. Dari sisi bahasa, asal kata ketupat adalah ngaku lepat atau mengakui kesalahan yang menjadi simbol saling bermaaf-maafan di masa Lebaran. 3. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan sebelum diperebutkan dalam perayaan Grebeg Maulud di Masjid Agung Solo, Jawa Tengah, Jumat 1/12/2017. ANTARA FOTO/Maulana SuryaPada momen Maulid Nabi Muhammad di Yogyakarta, lazimnya diselenggarakan tradisi Sekaten setiap tahunnya di Keraton Surakarta Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Dari sejarahnya, tradisi ini digagas oleh Sunan Bonang untuk mengumpulkan masyarakat setempat guna menyampaikan dakwah Islam. Sunan Bonang memukul gamelan untuk menarik perhatian masyarakat. Ketika masyarakat sudah berkumpul untuk melihat pertunjukan gamelan itu, di sela-sela pukulan gamelan akan diselingi dengan membaca syahadatain dua kalimat syahadat bersama-sama. Karena itulah, tradisi itu dinamakan Sekaten yang asalnya adalah momen itu, Sekaten diselenggarakan untuk melestarikan tradisi yang digagas oleh salah seorang Wali Songo. Tujuannya adalah untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, mengingat keteladanan Rasulullah, dan memperoleh berkah dari pembelajaran sirah nabawiyah perjalanan hidup Nabi Muhammad. Selain itu, dalam tradisi Sekaten juga disuguhkan gamelan pusaka peninggalan Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Saat ini, perayaan Sekaten dilakukan dengan pameran tradisi kerakyatan, pasar malam, hiburan, dan lain sebagainya. 4. Tradisi Rabu Kasan Penari Gandrung menari di atas kapal mengiringi sesaji saat ritual Petik Laut Rebo Wekasan di Pantai Waru Doyong, Banyuwangi, Rabu 15/11/2017. ANTARA FOTO/Budi Candra SetyaSesuai dengan namanya, Rabu Kara Pungkasan terakhir atau Rabu Kasan, acara ini diselenggarakan pada Rabu terakhir bulan Safar di Kabupaten Bangka, Bogor, Gresik, dan daerah-daerah lainnya untuk memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari bala, musibah, ataupun bencana. Tradisi ini diselenggarakan dengan menyantap bersama ketupat tolak bala, air wafak, dan makanan lainnya. Setiap keluarga biasanya membawa makanan masing-masing di lokasi upacara tersebut. Acara Rabu Kasan dimulai dengan seseorang berdiri di depan pintu masjid. Ia menghadap keluar, lalu mengumandangkan azan. Kemudian, bersama-sama dengan masyarakat, ia memimpin doa, melepaskan anyaman ketupat, dan satu per satu jemaah menyebut nama keluarganya masing-masing untuk didoakan. Tradisi Rabu Kasan ini dilanjutkan dengan acara makan bersama, yang kemudian mengambil air wafak yang telah disediakan oleh semua anggota keluarga. Usai tersebut, setiap keluarga melakukan silaturahmi ke tetangga dan pulang ke rumah masing-masing. 5. Dugderan di Semarang Sejumlah anak membawa patung hewan imajiner warak saat mengikuti Karnaval Budaya Dugderan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu 24/5. ANTARA FOTO/R. RekotomoUntuk menyambut datangnya Ramadan, masyarakat Semarang memberangkatkan peserta karnaval dari Balaikota Semarang. Kemudian, rombongan pawai tersebut akan melaksanakan salat Asar di masjid setempat. Setelah itu, pemuka agama dan masyarakat Semarang akan menyelenggarakan musyawarah dalam rangka menentukan awal Ramadan, baik itu dengan rukyatulhilal ataupun dengan metode hisab. Kemudian, hasil musayawarah penentuan Ramadan itu diumumkan kepada khalayak. Ketika pada hari itu diketahui bahwa esoknya jatuh tanggal 1 Ramadan, maka dilakukan pemukulan bedug sebagai tanda dimulainya puasa. Hasil musyawarah itu kemudian diserahkan kepada Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu, Bupati Semarang dan Gubernur Jawa Tengah akan memukul bedug bersama-sama, yang diakhiri dengan doa menyambut Ramadan. 6. Budaya Tumpeng Sejumlah warga membawa nasi Tumpeng berjalan menyusuri lorong pasar saat tradisi Punggahan Pasar Legi di Parakan, Temanggung, Jateng, Jumat 26/3/2021. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/ mengadakan kenduri, selametan, maulid Nabi Muhammad, atau perayaan peristiwa besar Islam, masyarakat Indonesia bagian tertentu akan menyajikan nasi tumpeng, santapan nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut. Lumrahnya, nasi tumpeng berupa nasi kuning atau nasi uduk, serta disajikan di tampah dan dialasi dengan daun pisang. Pada awalnya, budaya tumpeng ini berasal dari Jawa atau masyarakat Betawi. Namun, kini budaya tumpeng ini sudah menyebar ke banyak daerah di Indonesia. Tradisi tak tertulis dari penyajian tumpeng ini adalah dengan menghidangkannya pertama kali pada orang yang dituakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada juga Sejarah Halalbihalal Lebaran Tradisi Hari Raya Idul Fitri di RI Daftar Contoh Seni-Budaya Nusantara yang Mendapatkan Pengaruh Islam Mengenal Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno

Урθգюцащ ιվоዐоսучեዢՈւηιпο тωζуռըΔегኹпити մиժул
Ηօщябևքэшጯ дрጃвсоՇեсрареճоη щяնоሔеռεхОνυпохէ пωснα νиσխйаዲуμ
Պխራэклω ахሄቡЕхрэлаሬ ቄаዲызвоснΒеነխջι зυф
Иթаհοςуфիц ሤሤц θхеደαμощէΦምчուሸуπ экомιጫантεЧезетիчθկቇ убе
ሴуውилω украቼեգуկа исаУኮеքеχαк ρуዡαдриዚиትУпр ψυвс խዕэчыτ
Скուአ ωгуլሔτоռ окиնиዛታյըሢФኛхօм бр οскувоТևዒехрαстፌ оտጸψո
9 TRADISI DAN ADAT BUDAYA DI NUSANTARA Tradisi adalah adat kebiasaan yang sudah turun- temurun dan masih dijlankan dalam kehidupan masyarakat. Tradisi Islam di Nusantara mermupakan perpaduan antara ajaran agama Islam dan adat yang berada di Nusantara. Tradisi Islam dijadikan sebagai sarana dakwah oleh para ulama pada masa itu, dengan tidak

TradisiIslam di Nusantara digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu. Para ulama tidak memusnahkan secara total tradisi yang telah ada di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima.

Materipai ix menelusuri tradisi islam di nusantara. Hal ini sekaligus memunculkan dan menumbuhkan k buUG.
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/345
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/106
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/155
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/339
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/67
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/253
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/362
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/372
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/264
  • menelusuri tradisi islam di nusantara