Berdasarkanposisi, garis lintangnya, dan ketinggiannya, setiap wilayah di permukaan bumi mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda, baik secara fisik maupun aktivitas kehidupannya. Faktor fisik tersebut meliputi topografis, lingkungan georafis, cuaca,iklim,dan sinar matahari. Iklim adalah pola cuaca khas di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama.
Wilayah merupakan sutu tempat di permukaan bumi yang memiliki karakteristis yang khas yang dapat membedakan dengan wilayah lainnya. Faktor fisik yang mengkategorikan suatu wilayah merupakan daerah pertanian meliputi kondiisi fisik merupakan dataran rendah, curah hujan tinggi, dan terdapat daerah aliran sungai. Faktor fisik suatu wilayah meliputi kondisi lahan, material penyusun lahan, kedalaman muka preatik, dan sistem geohidrologi wilayah setetmpat. Berdasarkan pembahasan di atas, jawaban yang tepat untuk soal ini adalah A.
kondisigeografis dari wilayah/daerah tersebut. Penataan ruang diperlukan dalam pembangunan daerah agar alokasi pembangunan dapat diarahkan secara tepat dan maksimal sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan keterbatasan ruang yang ada. Menurut Johara (1999), ruang dapat diartikan sebagai wujud fisik
Abstrak Potensi Wilayah adalah kemampuan suatu daerah yang berupa sumber daya yang dapat diambil manfaatnya untuk dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan wilayah yang bersangkutan. Potensi Wilayah merupakan hal yang paling penting terhadap kemajuan suatu wilayah. Apabila wilayah tersebut mempunyai berbagai potensi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar dan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi, maka potensi tersebut harus tetap dijaga kelestariannya maupun adat istiadat yang ada pada suatu wilayah tertentu. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan menjelaskan potensi wilayah yang dimiliki beberapa daerah di Indonesia sebagai Kawasan yang strategis. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi literatur. Data dikumpulkan berdasarkan jurnal nasional dan jurnal internasional yang mencakup tentang potensi wilayah. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan terutama dalam hal pariwisata dan pertanian. Setiap wilayah memiliki potensi dan kekayaan sumber daya yang beragam. Sumber daya yang beragam tentu nya harus dikelola secara optimal agar dapat dirasakan oleh setiap individu yang berada di daerah tersebut maupun masyarakat. Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh. Dalam mengembangkan potensi suatu wilayah harus ada partisipasi dalam masyarakat dan juga pemerintah. Pengembangan wilayah ini sangat baik dan dapat berjalan dengan lancar apabila terdapat sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang memadai. Studi ini menyimpulkan bahwa, potensi utama yang dimiliki beberapa wilayah di Indonesia seperti posisi geografis terkait kawasan strategis juga termasuk mengembangkan kawasan potensi objek wisata alam. Pengembangan kawasan perbatasan yang dinilai strategis dipastikan memerlukan perangkat di daerah yang akan mengelolanya. Kata kunci Potensi Wilayah, Pengembangan, Manfaat Potensi Wilayah. A. PENDAHULUAN Kuosien lokasi disingkat dengan LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/ komoditi di suatu daerah terhadap peraran sektor/ komoditi di daerah yang lebih tinggi. Dengan kata lain LQ menghitung share output sektor I di kabupaten dengan share output sector i di provinsi. Metode analisis ini dapat digunakan untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan sebagai alat analisis Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412 - 6982 e-ISSN 2443-3977 Volume XX Nomor XX 2019 Alamat korespondensi E-mail namaemail 1 POTENSI WILAYAH BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA DAN CARA MENGEMBANGKAN POTENSI WILAYAH AGAR BERMANFAAT BAGI WARGA SEKITAR Avira Mayangsari Sukirno Putri Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Jl. Ketintang No. i8, Ketintang, Kec. Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60231 Abstrak Potensi Wilayah adalah kemampuan suatu daerah yang berupa sumber daya yang dapat diambil manfaatnya untuk dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan wilayah yang bersangkutan. Potensi Wilayah merupakan hal yang paling penting terhadap kemajuan suatu wilayah. Apabila wilayah tersebut mempunyai berbagai potensi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar dan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi, maka potensi tersebut harus tetap dijaga kelestariannya maupun adat istiadat yang ada pada suatu wilayah tertentu. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan menjelaskan potensi wilayah yang dimiliki beberapa daerah di Indonesia sebagai Kawasan yang strategis. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi literatur. Data dikumpulkan berdasarkan jurnal nasional dan jurnal internasional yang mencakup tentang potensi wilayah. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan terutama dalam hal pariwisata dan pertanian. Setiap wilayah memiliki potensi dan kekayaan sumber daya yang beragam. Sumber daya yang beragam tentu nya harus dikelola secara optimal agar dapat dirasakan oleh setiap individu yang berada di daerah tersebut maupun masyarakat. Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh. Dalam mengembangkan potensi suatu wilayah harus ada partisipasi dalam masyarakat dan juga pemerintah. Pengembangan wilayah ini sangat baik dan dapat berjalan dengan lancar apabila terdapat sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang memadai. Studi ini menyimpulkan bahwa, potensi utama yang dimiliki beberapa wilayah di Indonesia seperti posisi geografis terkait kawasan strategis juga termasuk mengembangkan kawasan potensi objek wisata alam. Pengembangan kawasan perbatasan yang dinilai strategis dipastikan memerlukan perangkat di daerah yang akan mengelolanya. Kata kunci Potensi Wilayah, Pengembangan, Manfaat Potensi Wilayah. A. PENDAHULUAN Kuosien lokasi disingkat dengan LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/ komoditi di suatu daerah terhadap peraran sektor/ komoditi di daerah yang lebih tinggi. Dengan kata lain LQ menghitung share output sektor I di kabupaten dengan share output sector i di provinsi. Metode analisis ini dapat digunakan untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan sebagai alat analisis 2 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx dalam riset pembangunan pedesaan Analisis ini juga digunakan untuk menganalisis sumbangan share kecamatan ke kabupaten dan sektor yang mengalami kemajuan selama pengukuran. Hasil analisis shift share ini juga mampu menunjukkan keunggulan kompetitif suatu wilayah. Ada tiga sumber penyebab pergeseran yaitu Komponen share, menunjukkan kontribusi pergeseran total seluruh sektor di total wilayah agregat yang lebih luas, Komponen proportional shift, menunjukkan pergeseran total sektor tertentu di wilayah agregat yang lebih luas, Komponen differential shift, menunjukkan pergeseran suatu sektor tertentu di suatu wilayah tertentu. Apabila komponen differential shift bernilai positif maka suatu wilayah dianggap memiliki keunggulan kompetitif karena secara fundamental masih memiliki potensi untuk terus tumbuh meskipun faktor-faktor ekternal komponen share dan proportional shift tidak mendukung. Berpedoman pada latar belakang ini, maka permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian adalah Apa yang dimaksud dengan potensi wilayah dan bagaimana cara atau strategi dalam mengembangkan potensi wilayah agar bermanfaat bagi warga sekitar ? Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah Menjelaskan potensi Wilayah yang ada di beberapa daerah dan juga strategi atau cara dalam mengembangkan potensi wilayah. Berdasarkan kecenderungan perkembangan potensi terakhir, maka beberapa wilayah di Indonesia di masa yang akan datang, berpeluang untuk terus berkembang dan lebih maju bila emua potensi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan secara optimal, antara lain seperti potensi sumber daya alam yang sebenarnya cukup prospektif. Di antara potensi yang menonjol di samping sejumlah lahan kebun kelapa sawit dan keberadaan industry pengolahan minyak sawit, adanya deposit bahan galian industri, seperti ; andesit, granit, batu gamping, kuarsit, grafit, di beberapa lokasi di daerah ini dalam bidang pertanian. Perkembangan yang demikian itu diharapkan dapat terwujud sehingga beberapa wilayah di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara seimbang, terarah dan terpadu yang pada gilirannya nanti akan diharapkan mampu memberikan dampak positif pada daerah sekitarnya hinterland, dan bukan sebaliknya. Untuk dapat mewujudkan pembangunan yang sinergis sesuai dengan karakteristik dan sektor ekonomi potensial yang dimiliki oleh masing-masing sub wilayahnya, maka pengembangan potensi suatu wilayah Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 3 atau daerah perlu direncanakan dan dikembangkan secara terpadu, sehingga pada gilirannya mampu mendorong pengembangan Kawasan sekitarnya, dapat pula memaksimumkan pelayanan publik dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakatnya secara konsisten di masa yang akan datang berdasarkan skala prioritas pengembangan sektor basis ekonomi masing-masing subwilayah secara bersinergi satu sama lain. Pemikiran di atas, relevan dengan maksud kebijakan pemekaran wilayah sebagai salah satu bentuk intervensi pemerintahan daerah atau publik untuk mengarahkan dan mengatur perkembangan wilayah itu agar lebih baik pada masa depan, di samping merupakan salah satu upaya peningkatan kemampuan pemerintah kabupaten capacity building for local governance yang bertujuan meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan pengembangan potensi wilayah. Berangkat dari uraian sebagaimana dipaparkan di muka, maka penulis tertarik untuk menganalisis perencanaan dan strategi pengembangan wilayah yang bersinergi atau mempunyai potensi bagi beberapa wilayah di Indonesia melalui optimalisasi pengembangan pusat pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi yang sekaligus menjadi pemicu pengembangan Kawasan sekitarnya, yang dikombinasikan dengan melakukan pengembangan sektor-sektor ekonomi potensial yang dimiliki oleh beberapa wilayah di Indonesia tersebut dalam suatu penelitian dengan judul ”Potensi Wilayah Beberapa Daerah di Indonesia Dan Cara Mengembangkan Potensi Wilayah Agar Bermanfaat Bagi Warga Sekitar. “ . Tabel 1. Wilayah Potensial 2. Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang 4. Wilayah pesisir Indonesia 6. Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman 7. Kawasan Saujana Lembah Merapi Merbabu Magelang 8. Desa Caturhrajo 9. Di pesisir, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 10. Kota Bogor 11. Pertanian Perkotaan Tabel 1. Wilayah Potensial. Wilayah-wilayah atau daerah tersebut merupakan wilayah yang mempunyai berbagai sumber daya alam dan sumber daya energi yang melimpah, wilayah pertanian dan wilayh pesisir yang luas, mempunyai lokasi yang tepat untuk pengembangan terutama dalam sektor pariwisata yang bisa mensejahterahkan warga sekitar, meningkatkan pendapatan 4 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx ekonomi, dan memiliki banyak manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan wilayah yang bersangkutan. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dengan metode penelitian Studi literatur. Studi literatur ini bertujuan untuk mengulas kembali penelitian‐penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan potensi-potensi yang dimiliki beberapa wilayah di Indonesia dan pengembangan potensi tersebut agar dapat bermanfaat bagi waga sekitar. Metode Studi Literatur merupakan metode yang mengidentifikasi,menilai,menginterprestasi seluruh temuan-temuan pada suatu topik penelitian, untuk menjawab pertanyaan penelitian research question yang telah ditetapkan sebelumnya. Studi Literatur yang menggunakan berbagai kajian dalam memperkuat analisis penelitian. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan ini melalui penelusuran online di Google Scholar dengan kata kunci potensi wilayah dan pengembangan potensi wilayah di beberapa wilayah di Indonesia. Hasil analisis 12 jurnal nasional dari sumber yang relevan dan 3 jurnal internasional menunjukkan bahwa potensi suatu wilayah akan terus berkembang apabila bisa dikelola secara maksimal. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Potensi wilayah yang ada pada suatu daerah sangat beragam. Mulai dari bidang pertanian, kelautan, pariwiasata dan lain-lain. PEMBAHASAN Pengertian Potensi Wilayah Desa Potensi dalam tulisan ini adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Jadi Potensi desa adalah daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu desa yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara garis besar potensi wilayah desa dapat dibedakan menjadi dua; Pertama adalah potensi fisik yang berupa tanah, air, iklim, lingkungan geografis, binatang ternak, dan sumber daya manusia. Kedua adalah potensi non-fisik berupa masyarakat dengan corak dan interaksinya, lembaga-lembaga sosial, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial desa, serta aparatur dan pamong desa. Secara lebih rinci potensi wilayah desa dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Potensi Fisik, Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di desa berupa i. Lahan, lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber bahan tambang dan Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 5 mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi, jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada lahan juga dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu bara, batu kapur, pasir kuarsa, batu marmer, dan sebagainya. ii. Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di dalamnya. misalnya kesuburan tanah, bahan tambang, dan mineral. iii. Air, pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam tanah, air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. berfungsi sebagai pendukung kehidupan manusia. Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-hari. iv. Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat mempengaruhi setiap daerah. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena kecocokan iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti perkebunan buah, tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan sehingga corak iklim sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa. v. Lingkungan geografis, seperti letak desa secara geografis, luas wilayah, jenis tanah, tingkat kesuburan, sumber daya alam, dan penggunaan lahan sangat mempengaruhi pengembangan suatu desa. vi. Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan. Pada desa agraris ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk. vii. Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah sumber daya alam yang ada. Tingkat pendidikan, ketrampilan dan semangat hidup masyarakat menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pembangunan desa Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan faktor penunjang peranan desa sebagai hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi masyarakat kota. Sedangkan Berdasarkan potensinya wilayah pedesaan digolongkan menjadi tiga 1. wilayah desa berpotensi tinggi, terdapat didaerah berpotensi subur, topografi rata, dan dilengkapi dengan irigasi teknis 2. wilayah desa berpotensi sedang, terdapat didaerah dengan lahan pertanian 6 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx agak subur, topografi tidak rata, serta irigasi sebagian teknis dan semiteknis 3. wilayah desa berpotensi rendah, terdapat didaerah pertanian tidak subur, topografi kasar perbukitan dan sumber air bergantung pada curah hujan. Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasih Masyarakat di Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang Faktor-faktor utama disusun ber-dasarkan perannya, sehingga terlihat bahwa faktor 1 merupakan faktor ter-penting dibanding dengan factor lainnya, yaitu sebesar 26,71 % dalam membentuk potensi wilayah. Kontribusi masing-masing faktor dijadikan bahan pertim-bangan dalam menentukan potensi wilayah. Dalam menentukan potensi wilayah digunakan nilai scor factor positif dan negatif Susilowati, MH Dewi, Ratna S, Tito LI, 2009. Jika desa yang mempu-nyai nilai score faktor positif, berarti na-ma potensi terbentuk oleh faktor utama tersebut. Dengan memperhatikan karakter masing-masing faktor utama, maka potensi wilayah terdiri dari empat potensi. Potensi I pembentuk utamanya adalah perkebunan dan penduduk meru-pakan desa yang didominasi oleh perke-bunan, jumlah dan kepadatan penduduk rendah, pendidikan penduduk didominasi oleh pendidikan dasar, mata pencaharian didominasi oleh petani dan buruh tani, akses relatif sedang hingga rendah. Wila-yah potensi I mendominasi wilayah sekitar pantai selatan Lebak, yang menyebar dari barat sampai pantai. Potensi II pembentuk utamanya sawah irigasi, merupakan desa yang didominasi oleh Sawah irigasi, jumlah dan kepadatan penduduk sedang, pendidikan penduduk didominasi oleh pendidikan dasar, mata pencaharian didominasi oleh petani, akses relatif sedang hingga rendah. Sedangkan Potensi II berada di sekitar pantai barat, seperti Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam. Potensi III pembentuk utamanya hutan, merupakan desa yang didominasi oleh hutan, jumlah dan kepadatan penduduk rendah hingga sedang, pendidikan penduduk didominasi oleh pendidikan dasar, mata pencaharian didominasi oleh petani dan buruh tani. akses relatif sedang hingga rendah. Wilayah Potensi III cenderung terkonsen-trasi di timur, seperti Desa Jatake Keca-matan Panggarangan. Potensi IV tidak ada pembentuk utamanya, merupakan desa yang tidak mempunyai cirri khusus, jumlah dan kepadatan penduduk rendah hingga sedang, pendidikan penduduk didominasi oleh pendidikan dasar, mata Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 7 pencaharian didominasi oleh petani dan buruh tani, akses relatif sedang hingga rendah. Wilayah potensi IV yang tidak mempu-nyai cirri khusus, menyebar secara acak, ke semua arah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kawasan wisata, sebagai berikut pemulihan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri sehingga diharapkan dapat menghapus stigma keberadaan teroris di Indonesia. Hal ini akan berpengaruh terhadap menguatnya tingkat kepercayaan kepariwisataan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan daya tarik bagi para wisatawan maupun para investor lokal maupun mancanegara untujk berkunjung atau menanamkan modalnya dalam sektor pariwisata di Indonesia. pariwisata merupakan sektor tersier dimana preferensi wisatawan sangat ditentukan oleh tingkat kenyamanan, maka dukungan sarana dan prasarana untuk meningkatkan aksesibilitas ke lokasi obyek wi sata mutlak dibutuhkan. Pengembangan jaringan transportasi nasional, wilayah, dan lokal untuk mendukung pengembangan pariwisata terutama terkait dengan arahan pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan udara, termasuk juga arahan pengembangan alokasi bandara dan pelabuhan. kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia sebagaipelaku kebijakan dalam bidang kepariwisataan melalui jenjang pendidikan yang bersifat formal maupun non formal. Sehubungan dengan hal tersebut, maka system dan mekanisme pendidikan dan latihan diklat perlu di desain secara baik, sehingga dapat menjawab tantangan kebutuhan di masa yang akan datang, khususnya tuntutan menciptakan aparatur yang memiliki keunggulan kompetitif, bersih dan berwibawa, handal serta efektif dan efisien. kemitraan dengan lembaga pendanaan bank maupun non-bank baik lembaga pemerintah maupun swasta untuk menciptakan investasi baru dalam rangka mengembangkan daerah tujuan wisata. mencapai keberhasilan pengembangan kegiatan pariwisata, harus dilakukan secara koordinatif dan terpadu antar semua pihak yang terkait sehingga terwujud keterpaduan lintas sektoral dan menghindari terjadinya konflik antar sektor. Peningkatan keterkaitan fungsi pengembangan kegiatan pariwisata yang baik dengan sektor lainnya untuk memberikan nilai efisiensi yang tinggi dan percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah. 8 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx Pengembangan pariwisata harus dikaitkan dengan pengembangan ekonomi nasional, wilayah dan lokal. Pada tingkat nasional sektor pariwisata harus berperan sebagai prime moverdan secara interaktif terkait dengan pengembangan sektor-sektor lainnya. Pengembangan pariwisata harus diupayakan dapat melibatkan seluruh stakeholder. Dalam konteks ini peran masyarakat terlibat dimulai sektor hulu memberikan kegiatan produksi yang ekstraktif sampai dengan kegiatan hilir kegiatan produksi jasa. peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata dan pelaksanaan pembangunan. Dalam menyelenggarakan kegiatan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. program-program promosi yang efektif secara berkesinambungan, untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik wisatawan manca Negara maupun wisatawan nusantara. Peranan dan Pengembangan Ekowisata dalam Konservasi Sumber daya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan diWilayah Pesisir Indonesia. Kekayaan sumber daya alam merupakan potensi terbesar yang dimiliki sebagai dasar pengembangan ekowisata, salah satunya diwilayah kepesisiran. Selain sumber daya alam itu sendiri memiliki nilai ekonomis, sumber daya alam tersebut juga memiliki nilai konservasi yang harus dipertahankan, terkhusus diwilayah kepesisiran Delta Mahakam. Keberadaan dan keberagaman ekosistem hutan mangrove dan ekosistem yang bersimbiosis dengannya juga memiliki nilai potensi konservasi dan ekonomis sekaligus yang dapat dikembangkan. Potensi eko wisata pada ekosistem hutan mangrove lebih dominan digunakan untuk kegiatan wisata Pendidikan dan wisata konservasi berbasis masyarakat. Selain itu, kondisi alam yang memiliki ciri khas kelokalan yang perlu dipertahankan juga menjadi daya Tarik tersendiri untuk pengembangan eko wisata diwilayah kepesisiran Lokasi yang sesuai untuk penentuan lokasi eko wisata, khususnya dilingkungan kepesisiran, harus memperhatikan aspek kealaman sebagai dasar pengembangan ekowisata serta prinsip konservasi. Potensi Wisata Kecamatan Samigaluh Kecamatan Samigaluh merupakan daerah dengan sektor unggulan berupa pertanian melalui sawah terasering serta perkebunan teh dan kopi yang tumbuh baik. Pertanian dan perkebunan berkembang dengan baik karena Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 9 kesuburan lahan di Kecamatan Samigaluh didukung oleh lingkungan khas perbukitan Menoreh. Perbukitan Menoreh merupakan bentuk lahan asal proses struktural, yakni merupakan bentuk lahan yang terbentuk akibat pengaruh struktur geologis. Kecamatan Samigaluh berada di Perbukitan Menoreh dengan bentuk lahan asal struktural memiliki banyak potensi wisata, diantaranya gua, air terjun, aliran sungai bebatuan, serta puncak-puncak bukit. Di beberapa puncak perbukitan di Kecamatan Samigaluh, wisatawan dapat menikmati panorama yang masih alami dan indah dengan melihat potensi pertanian berupa sawah terasering serta potensi perkebunan teh dan kopi. Kondisi lingkungan tersebut di masa lalu digunakan sebagai lokasi kegiatan peribadatan untuk kepercayaan tertentu sehingga di masa kini, lokasi tersebut digunakan sebagai objek wisata religi. Sektor pariwisata di Kecamatan Samigaluh yang masih mengandalkan potensi alam, budaya, sektor pertanian/perkebunan dapat menjadi keunggulan kompetitif wilayah perdesaan sebagai bagian dari industri. Saat ini industri pariwisata mengalami kemajuan yang pesat, oleh karena itu sudah seharusnya potensi yang ada pada suatu wilayah dimanfaatkan secara maksimal dengan tetap menjaga kelestarian dan kearifan lokal Kecamatan Samigaluh terbagi menjadi tujuh desa, terdiri atas Desa Pagerharjo, Desa Ngargosari, Desa Gerbosari, Desa Sidoharjo, Desa Purwoharjo, Desa Banjarsari, dan Kebonharjo. Dari tujuh desa tersebut tersebar 51 objek wisata potensi khas perbukitan Menoreh yang terbagi menjadi wisata alam, wisata religi, dan wisata budaya. Sebagian besar potensi wisata di Kecamatan Samigaluh berbasis pada obyek dan daya tarik alam. Berdasarkan tipologi sumber daya alam yang dimanfaatkan, jenis obyek wisata di Kecamatan Samigaluh rata-rata berupa common goods dan public goods. Common goods berarti sumber daya alam yang ada digunakan bersama tanpa ada batasan-batasan tertentu, sedangkan public goods yaitu barang dan jasa yang bersifat non-rival dan non-excludabe. Budaya yang terdapat di Kecamatan Samigaluh dapat menjadi nilai jual lokalitas potensi wisata budaya yang memberikan dampak ekonomi kesejahteraan bagi masyarakat sebagai pelaku maupun pendapatan daerah. Pengelolaan Objek Wisata Taman Tebing Breksi Oleh Masyarakat Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman. Taman Tebing Breksi merupakan salah satu objek wisata yang pengelolaannya berbasis CBT Community Based Tourism yang 10 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx berlokasi di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Taman Breksi yang saat ini memiliki luas 8,5. Hal ini awalnya merupakan sebuah bekas tambang yang terbengkalai karena ditutupnya area tambang setelah diketahui bahwa bukit tersebut adalah sebuah peninggalan geologi. Partisipasi masyarakat Pengelolaan objek wisata Taman Breksi tidak lepas dari partisipasi masyarakat sekitar, terutama warga Desa Sambirejo. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga desa yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan usaha yang ada di dalam Taman Breksi. Bentuk partisipasi tersebut dapat berupa partisipasi secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi masyarakat secara langsung pada objek wisata Taman Breksi dapat dilihat dari keberadaan pengelola, penjual, dan koperasi yang menjalankan tugasnya dan bekerja secara langsung di objek wisata Taman Breksi. Partisipasi masyarakat secara tidak langsung terlihat dengan adanya partisipasi warga desa dalam BUMD es dan Pokdarwis sebagai unit desa yang tidak terlepas dari proses pengembangan hingga pengelolaan objek wisata Taman Breksi. Sejak dibukanya Taman Breksi sebagai objek wisata, masyarakat Desa Sambirejo mulai banyak berperan di dalamnya, baik sebagai karyawan pengelola, penjual, maupun unit-unit desa yang membantu secara tidak langsung. Jumlah masyarakat yang terlibat setiap tahunnya juga bertambah. Selain Taman Breksi, terdapat pula objek wisata alam lainnya di Desa Sambirejo yang banyak disinggahi pengunjung dengan adanya Jeep Tour. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai merasa memiliki dan sama-sama menjaga kondisi alam yang ada di desanya. Seperti halnya yang dikatakan oleh salah satu mantan penambang yang menyatakan bahwa dengan dijadikannya Taman Breksi sebagai objek wisata, tebing tidak akan habis karena ditambang dan kondisi alam akan lebih terjaga sehingga anak cucu mereka nantinya dapat menikmati apa yang ada saat ini. Strategi Perkembangan Ekowisata di Sub I A pada Kawasan Saujana Lembah Merapi Merbabu Magelang. Faktor-faktor strategi pengembangan ekowisata sub 1A di Kabupaten Magelang dapat dibedakan menjadi beberapa faktor internal, yang terdiri dari factor kekuatan dan factor kelemahan serta dari berbagai factor eksternal yang terdiri dari factor peluang dan faktor ancaman. Dari hasil faktor-faktor tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan suatu analisis SWOT dalam rangka menetapkan potensi-potensi yang ada dalam kawasan ekowisata sub 1A dan strategi yang dapat Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 11 dilakukan dalam hal kegiatan pengembangan ekowisata di wilayah Kabupaten Magelang. Faktor-faktor internal dalam hal ini yang masuk dalam factor kekuatan sebagai berikut 1 Potensi biofisik dapat menjadi atraksi yang sangat menarik. 2 Potensi sumber daya budaya masyarakat, 3 Koordinasi yang baik antar internal pegawai, 4 RIPPDA Kabupaten Magelang telah disusun sebagai dasar pengembangan pariwisata, 5 Dukungan masyarakat dan Komitmen untuk bekerja secara maksimal dalam keamanan dari kejahatan. Adapun faktor-faktor eksternal yang terdiri dari faktor peluang diantaranya adalah 1 Potensi wisata yang baik dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. 2 KSP B sub 1A dapat menjadi pilihan tempat ekowisata yang menarik di Kabupaten Magelang sekaligus dapat memperkenalkan budaya masyarakat. 3 Komitmen dan kerjasama serta koordinasi yang baik diantara masyarakat, swasta dan pemerintah daerah akan menjadikan diversifikasi usaha. 4 Kerjasama dan koordinasi yang baik antar SKPD Kabupaten Magelang dalam pembangunan pariwisata dan memberdayakan masyarakat. 5 Pemda membantu dan mendukung investasi pengembangan pariwisata yang dapat meningkatkan kesempatan kerja. Potensi pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi Obyek Daya Tarik Wisata ODTW di kawasan Sub 1A Kabupaten Magelang yaitu berupa daya tarik wisata berbasis lingkungan ekowisata, wisata minat khusus, wisata buatan berbasis budaya. Kawasatan ekowisata Sub 1A Kabupaten Magelang adalah salah satu daerah wisata dengan potensi yang dimiliki yang dapat dikembangkan bidang pariwisatanya khususnya dengan tema Kawasan ekowisata karena wilayah yang masih alami dan unik serta masih jarang ditemui di daerah lain karena menyuguhkan pemandangan alam yang sangat indah dan menarik. Strategi pengembangan ekowisata pada kawasan Sub 1A Kabupaten Magelang terletak pada kuadran pertama I yaitu strategi pertumbuhan Growth Strategy, yaitu terdapat peluang yang dimiliki dan kekuatan yang menguntungkan sehingga memiliki kesempatan besar untuk pengembangan ekowisata. Rumusan strategi pengembangan ekowisata yang prioritas untuk dilaksanakan dalam pengembangan ekowisata kawasan sub 1a Kabupaten Magelang adalah strategi S-O, yaitu 1 Menjaga keindahan serta keunikan SDA dan 2 Melibatkan berbagai pihak baik pemerintah dan masyarakat dalam 12 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx kegiatan dan pengelolaan ekowisata, 3 membentuk lembaga pengelolaan potensi kawasan ekowisata, 4 Menambahdan terus meningkatkan keragaman daya ttarik wisata alam yang dikemas dalam bentuk paket ekowisata yang sangat menarik. Dalam upaya untuk meningkatan pelayanan terutama dengan meningkatkan fasititas yang memadai serta meningkatkan sumberdaya manusia agar wisatawan merasa nyaman sangat penting dilakukan, serta program penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat yang terlibat langsung dalam pengelolaan ekowisata agar lebih mengerti akan pentingnya kelestarian lingkungan dalam pengembangan ekowisata di kawasan Sub 1A Kabupaten Magelang. Pengelolaan sanitasi lingkungan tempat wisata Desa Caturharjo Terdapat berbagai macam potensi lokal dari Desa Caturharjo yang berada di lingkungan masyarakat, dan masyarakat Desa Caturharjo itu sendiri saat ini sedang ingin melaksanakan pengelolaan potensi lokal tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi desayang tersedia sehingga layak jual kedepannya, serta nantinya dapat meningkatkan perekonomian dari Desa Caturharjo itu sendiri. Selain itu, apabila Desa Caturharjo akan membuka sebuah tempat wisata atau desa wisata, maka masyarakat juga harus memberikan pelayanan yang baik service excellent supaya pengunjung yang datang di tempat wisata yang akan dibuka tersebut dapat terlayani dengan baik. Adanya program wisata yang bernama wisata sepeda gowes dan mountain bakedi Desa Caturharjo, maka desa akan menggunakan haknyauntuk mengolah potensi desa dan mendapatkan penghasilan secara mandiri. Pengembangan wisata pedesaan village tourism sebagai aset pariwisata menjadi alternatif yang dipandang sangat strategis untuk meningkatkatkan kesejahteraan rakyat. Pengembangan wisata pedesaan dianggap mampu mendorong sebuah destinasi wisata untuk tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Sumber daya alam wilayah dan budaya setempat yang memiliki nilai konservasi serta mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat. Potensi Wilayah Pesisir Sebagai Dasar Pemetaan Kawasan Konservasi di Pesisir Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur -Potensi Rekreasi dan Pariwisata -Kemudahan Mencapai Lokasi -Nilai Penting Perikanan Nilai penting perikanan dapat diperoleh dengan menganalisis ekonomi wilayah yang akan dinilai. Analisis Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 13 ekonomi wilayah dilakukan dengan menghitung LQ Location Quotient. Analisis dengan model LQ ini digunakan untuk melihat sektor basis atau non-basis dari suatu wilayah perencanaan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan atau keunggulan komparatif suatu wilayah. -Analisa Potensi Analisa potensi dilakukan untuk menentukan kategori dan jenis KKP/KKP3K yang sesuai dengan tujuan pengelolaan kawasan konservasi tersebut. -Produktivitas Tingkat produktifitas bisa dilihat dari chlorofil, plankton ataupun biomassa ikan. Nilai klorofil suatu kawasan bisa dihitung dengan menggunakan citra kawasan tersebut. Penghitungan plankton bias dilakukan di laboratorium dengan membawa sampel air yang telah diberi perlakukan. Penghitungan biomassa ikan bisa dilakukan dengan pengukuran panjang ikan dengan teknik visual sensus. -Keterkaitan Ekologis Ekosistem-ekosistem di daerah pengamatan memiliki hubungan fungsional antar habitat ekosistem dimana perubahan terhadap salah satu ekosistem akan mempengaruhi ekosistem yang lain pada daerah yang sama, misal perubahan kondisi pada ekosistem mangrove akan mempengaruhi ekosistem lain seperti ekosistem lamun atau terumbu karang. -Dukungan Masyarakat Dalam penilaian aspirasi masyarakat, diperlukan daftar pertanyaan questionaire terhadap masyarakat sekitar dan atau yang mempunyai perhatian terhadap kawasan yang dinilai. -Kearifan Lokal Penilaian terhadap kearifan lokal dapat dilihat dari masih dipeliharanya adat istiadat di masyarakat merupakan suatu kekayaan sendiri dan hal ini turut membantu dalam melestarikan sumberdaya alam yang ada. -Estetika Keindahan alam dapat digambarkan melalui keindahan alam seperti terumbu karang di perairan, hamparan pasir putih, kebersihan lingkungan, dan ombak yang memecah serta kenyamanan berada didalam lokasi. Konsep Pengembangan Lanskap Produktif dengan Pertanian Perkotaan Berbasis Potensi RTH dan Preferensi Masyarakat di Kota Bogor. Berangkat dari angka kemiskinan Kota Bogor yang dinilai cukup signifikan yaitu 23% dari total jumlah keluarga yang ada, membuat arahan untuk mendukung ketahanan pangan sangat sangat dibutuhkan oleh pemerintah. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membuat lahan produktif dari 14 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx ruang terbuka hijau di perkotaan. Pertanian perkotaan adalah salah satu caranya mengaktifkan lahan produktif di kota. Untuk membuatnya lebih dapat diterapkan, diperlukan pengetahuan tentang preferensi komunitas sebagai aktor UA. Konsep lanskap urban farming yang bisa mendukung Ketahanan ini didasarkan pada 2 hal, yaitu titik lokasi potensial dan masyarakat preferensi sebagai aktor. -Pertanian Perkotaan di Kota Bogor Visi dan misi pengembangan urban farming di Kota Bogor adalah mengembangkan pangan sistem keamanan berdasarkan karakteristik wilayah, didukung oleh sumber daya pangan 168 kelompok tani yang terdiri dari Kelompok Wanita Tani / Kelompok Wanita Tani KWT, Kelompok Tani Dewasa Kelompok Tani Dewasa KTD dan Kelompok Tani Ternak / Peternakan. Kelompok Tani KTT, dan memiliki empat puluh satu Gabungan Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani Gapoktan yang tersebar di Kota Bogor. Untuk keseluruhan program urban farming menurut Dinas Pertanian Bogor Kota, antara lain 1 pengembangan pembibitan, 2 pengembangan demplot atau kebun contoh, 3 pengembangan pekarangan anggota petani, 4 pengembangan kebun sekolah, dan 5 mendukung pola konsumsi pangan sehat, B2SA atau Beragam, Bergizi, Seimbang dan Makanan Aman. Untuk mendukung B2SA, urban farming dapat menjadi bagian dari penyediaan pangan local dari hulu hingga hilir guna mendukung ketahanan pangan. -Lokasi potensial untuk mengembangkan pertanian perkotaan Air merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Air adalah persyaratan mutlak untuk kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Air bagi petani merupakan sumber daya dasar itu mendukung kegiatan pertanian. [7]. Untuk menentukan lokasi pertanian yang baik, lokasi air merupakan pertimbangan utama dalam hal lokasi potensial. Kota Bogor saat ini dilintasi oleh dua sungai besar, Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane Sungai. Selain dua sungai utama, Kota Bogor juga memiliki anak sungai yang cukup banyak. Bogor juga memiliki nama danau Danau Situ Gede di Bogor Barat. Selain badan air, air tanah potensi juga menjadi pertimbangan di lokasi potensial di UA. Ada 3 kriteria untuk Potensi airtanah di Kota Bogor sebesar 10 l / s / km2; , 2,5 l / s / km2; dan air kritis. Jadi dari kriteria potensi airtanah hanya 2 yang dapat diambil dalam proses overlay yaitu kemiskinan juga salah satu pertimbangan dalam hal lokasi potensial. Kemiskinan juga menjadi pertimbangan dalam hal lokasi potensial. Peta kemiskinan menjelaskan Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 15 distribusi status kesejahteraan orang-orang dari kemiskinan sangat tinggi sampai sangat rendah. Ruang terbuka hijau tepian sungai di Kota Bogor sebagai lokasi potensial untuk pengembangan pertanian perkotaan Kegiatan berkebun di perkotaan, atau yang dikenal dengan urban farming, kini sepertinya sedang menjadi tren baru masyarakat yang tinggal di perkotaan, termasuk Kota Bogor. Sejarah Kota Bogor adalah kota yang hijau penuh tanaman. Demikianlah sejarah masa lalu Kota Bogor yang penuh dengan pepohonan dan berbagai jenis tumbuhan termasuk hortikultura akan berusaha untuk dibangkitkan. Kendala saat ini adalah tidak mudah karena Lahan atau ruang hijau, kini semakin berkurang dan hanya menyisakan sekitar 320 hektar saja dengan itu Kondisi itu tidak akan mungkin untuk kembali ke masa ketika produksi pertanian sangat besar ketahanan pangan yang luar biasa. Jadi, konsep yang dirasa paling sesuai untuk tujuan dan dukungan kota hijau ketahanan pangan adalah pertanian perkotaan. -Pertanian Perkotaan di Kota Bogor Visi dan misi pengembangan urban farming di Kota Bogor adalah mengembangkan ketahanan pangan sistem berdasarkan karakteristik wilayah dan keanekaragaman sumber pangan untuk menjamin ketersediaan yang aman dan pangan bergizi, mewujudkan agribisnis perkotaan yang berwawasan lingkungan dan berdaya saing dengan meningkatkan produksi dan produktivitas melalui optimalisasi penggunaan sumber daya tenaga pertanian, mendorong ketersediaan dan ketahanan pangan berkelanjutan, serta meningkatkan nilai tambah melalui produk pertanian pengembangan sistem dan agribisnis. Aplikasinya meliputi pembibitan pohon buah-buahan, jamur pelatihan budidaya, pelatihan budidaya aquaponik / hidroponik, dan lain-lain. Ini didukung oleh sumber pangan dari 168 kelompok tani yang terdiri dari Kelompok Wanita Tani / Kelompok Wanita Tani KWT, Kelompok Tani Dewasa / Kelompok Tani Dewasa KTD dan Kelompok Tani Ternak / Peternakan. Salah satu program urban farming yang saat ini sedang berjalan di Kota Bogor adalah KRPL. KRPL atau Pangan Berkelanjutan. Area Rumah merupakan rumah warga yang gencar mengolah pekarangan untuk dimanfaatkan dengan berbagai macam barang local sumber daya secara bijak yang menjamin kontinuitas pasokan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam bahan. Jika RPL dikembangkan dalam skala luas, berdasarkan dusun desa, desa, atau lainnya daerah yang mungkin. Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi penggunaan pagar hidup, 16 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx jalan desadan fasilitas umum lainnya sekolah, rumah ibadah, dll, lahan terbuka hijau, dan pengembangan pengolahan dan pemasaran produk. Prinsip dasar KRPL adalah i pemanfaatan lahan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, ii diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, iii konservasi sumber daya genetik pangan tumbuhan, ternak, ikan, dan iv melalui pemeliharaan kelestarian pembibitan desa menuju v meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. KRPL jika dikelola secara baik dan berkelanjutan atau berkelanjutan, akan menjadi solusi dalam mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan. Bahkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia FAO yang memiliki tujuan untuk meningkatkan standar gizi masyarakat dunia, telah mengadopsi Program KRPL untuk mengatasi kelaparan dan kemiskinan dengan nama “Pertanian Keluarga. Dalam penyelenggaraan Kota Bogor telah dilakukan sekitar beberapa titik pengembangan KRPL di beberapa kecamatan. Kecamatan dengan titik terbanyak adalah Selatan Poin-poin pengembangan KRPL di Kota Bogor antara lain Ciwaringin, Rancamaya, Pasir Jaya, KedungBadak, Puspasari, Cibuluh, Tanah Baru, Mekar Wangi, dan Tanah Sareal Untuk keseluruhan program urban farming menurut Dinas Pertanian Kota Bogor, antara lain 1 pembangunan pembibitan, 2 pembangunan demplot atau kebun contoh, 3 pengembangan pekarangan anggota petani, 4 pengembangan taman sekolah, dan 5 penunjang kesehatan pola konsumsi pangan, B2SA atau Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman. Untuk mendukung B2SA, Urban farming bisa menjadi bagian dari penyediaan pangan lokal dari hulu hingga hilir untuk menunjang ketahanan pangan. -Tepi sungai sebagai lokasi potensial untuk pengembangan pertanian perkotaan Ruang Terbuka Hijau GOS memiliki fungsi ekologis sebagai resapan air dan penampung air. Selain itu, daerah sempadan sungai juga berfungsi sebagai sumber air dan nutrisi, tumbuh-tumbuhan dan habitat hewan, dan filter untuk polutan dan zat beracun . GOS tepi sungai telah berkurang karena pembangunan, meskipun ini dapat digunakan sebagai fungsi ekologis. Selain itu, perbatasan sungai juga dapat digunakan sebagai GOS yang produktif dengan mengembangkan pertanian perkotaan. Air mengalir dari sungai tersebut salah satu potensi alam yang tersedia dan merupakan pendukung utama keberlanjutan pertanian perkotaan. Kota Bogor saat ini dilintasi oleh dua sungai besar, Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Itu Panjang aliran utama sungai Ciliwung hampir 120 km Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 17 dengan daerah tangkapan air DAS seluas 387 km2 sedangkan Sungai Cisadane juga memiliki panjang yang hampir sama dengan 126 km daerah tangkapan air DAS. Analisis kesesuaian lahan untuk menilai potensi ruang terbuka publik untuk kegiatan pertanian perkotaan. Peta kesesuaian lahan untuk UA yang dihasilkan untuk pengetahuan ahli, hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar daerah yang sangat cocok untuk praktek UA terletak di bagian Selatan dan Barat Daya kota. Analisis kepentingan variabel menunjukkan bahwa Variabel sosial ekonomi dan demografi perkotaan akan menjadi yang paling relevan dan berpengaruh pada hasil kesesuaian lahan, dan ini dapat dibuktikan dan dikuatkan dengan peta kesesuaian diperoleh, di mana area yang paling cocok untuk UA sesuai lokasi konsentrasi tinggi populasi dan unit hunian. Selain itu, mayoritas variabel sosial ekonomi memiliki nilai tertinggi di bidang-bidang ini, di mana ia berada mungkin untuk mengatakan bahwa hasil analisis kesesuaian lahan memenuhi tujuan yang diharapkan pengentasan kemiskinan, dengan meningkatkan ketahanan pangan dan gizi melalui UA kegiatan karena area yang sangat cocok untuk praktik UA terletak di bagian kota di mana terdapat jumlah terbesar orang dengan pendapatan rendah atau dalam kondisi kemiskinan. Selain itu, hasil ini berkontribusi untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama dari studi ini terkait dengan mengidentifikasi area yang paling cocok untuk mengembangkan praktik UA terletak di dalam area studi. Estimasi Produksi Tanaman Perkotaan Berdasarkan informasi rata-rata hasil panen tanaman perkotaan dan area yang sesuai tersedia di ruang terbuka publik yang diidentifikasi di bagian sebelumnya, perkiraan produksi lima tanaman perkotaan dalam ton dilakukan untuk tiga kemungkinan. Tersedia di ruang terbuka publik dan diklasifikasikan sangat cocok untuk kegiatan UA diimplementasikan untuk pengembangan praktik UA. Dapat dilihat bahwa Chard adalah tanaman perkotaan dengan produktivitas tertinggi di antara semuanya pendekatan, dengan ton dalam pendekatan ahli, ton dalam pendekatan berdasarkan data dan ton dalam pendekatan gabungan. Hasil ini berkontribusi untuk menjawab penelitian terkait dengan produksi sayuran di ruang terbuka publik di dalam area studi. Selain itu, produksi maksimal dalam ton yang bias dicapai dengan masing-masing tanaman perkotaan yang dipilih di area yang tersedia untuk umum terbuka ruang yang diklasifikasikan sebagai sangat sesuai untuk UA. 18 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx D. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Secara spasial, potensi sinergi di beberapa wilayah di Indonesia adalah melingkupi ketiga subwilayah / kecamatan yang ada saat ini sebagai arena sinergi kebijakan antar sub-wilayah dalam pembangunan, dan secara sektoral, dapat dilaksanakan terhadap keseluruhan sektor dengan peluang yang paling menguntungkan pada empat sektor yang terintegrasi dengan potensi ekonomi di beberapa wilayah Indonesia yakni, sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pariwisata, sektor bangunan dan sector perikanan. 2. Upaya yang dapat ditempuh pemerintah daerah di dalam meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi yang didukung oleh adanya sinergi kebijakan sektoral antar sub-subwilayah yang berbeda potensi adalah melalui kebijakan pengembangan sektor ekonomi basis berdasarkan skala prioritas; a prioritas I adalah pengembangan terhadap sektor-sektor basis sub-subwilayah yang terintegrasi dengan potensi basis ekonomi wilayah pada empat sektor, yakni; sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sector pariwisata,sektor bangunan, dan sector perikanan. b Prioritas II adalah pengembangan terhadap sektor-sektor basis sub-subwilayah yang tidak terintegrasi dengan potensi wilayah kabupaten maupun kecamatan yakni; sektor industri dan pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. 3. Beberapa wilayah di Indonesia akan semakin cepat berkembang jika dapat menetapkan dan menerapkan strategi pengembangan potensi wilayah yang dirumuskan dengan mengintegrasikan memadukan kebijakan pemanfaatan dimensi ruang spasial yang mengefektifkan peran dan fungsi kecamatan berupa pembentukan pusat-pusat pengembangan baru dan sentra-sentra produksi di tiap-tiap kecamatan maupun kabupaten dalam suatu kesatuan sistem wilayah pengembangan dan pembangunan pusat-pusat pelayanan secara hirarkis di satu sisi dengan kebijakan sektoral berupa pengembangan sektor-sektor ekonomi basis dan non-basis secara bersinergi antar kecamatan menurut prioritas dengan didukung peningkatan daya aksesibilitas intra dan antar wilayah di sisi lain sehingga pada gilirannya diharapkan mampu memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pelayanan masyarakat ke arah yang lebih baik di beberapa wilayah di Indonesia pada masa yang akan datang. Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 19 DAFTAR PUSTAKA JURNAL NASIONAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya milik Jurusan Pendidikan Geografi UNESA dengan alamat hhtp// Soleh. Jurnal Sungkai Edisi Februari 2017 Hal 32-52 Page 7. Potensi Desa, Widyaiswara diklat Kabupaten Banyumas,2015. Dhayita Rukti dan Iwan Rudiarto, 2014. Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasih Masyarakat di Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomer 1, 2014, Online Sumber Daya Manusia di Bidang Pariwisata Perspektif Potensi Wisata. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan PENATARAN Vol. 1 No. 12016 hlm. 23-35 Degradasi Lingkungan Terhadap Potensi Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan. JURNAL WILAYAH DAN Nomor 1, April 2014, hal 11-24. Isnaini Sadali, Muhammad Arif Fahrudin Alfana, Khusnul Intan, Dwi Fajar, Afwan Anantya Prianggoro. 2020/2/11. Jurnal Pendidikan Geografi Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi. Volume 25. Pages 1-16 M. I. 2017. Pemetaan Potensi Wilayah Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gratia Plena Mervelito, Parino Rahardjo, Suryono Herlambang. Studi Keberhasilan Pengelolaan Objek Wisata Taman Tebing Breksi Oleh Masyarakat Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman. 2020/11/1. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur Stupa. Volume 2. Pages 2673-2686 Retno Sugiharti, Kartika Sari. Strategi Perkembangan Ekowisata di Sub I A pada Kawasan Saujana Lembah Merapi Merbabu Magelang. 2020/10/1. Gorontalo Journal of Forestry 3. Pages 64-78 Asti Mulasari, Annisa Nurul Izza, Farisa Hidayatullah Masruddin, Franciscus De PBMA, Astry Axmalia. Pengelolaan sanitasi lingkungan tempat wisata Desa Caturharjo, 2020/4. Jurnal Pemberdayaan Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat. Volume 4 Bakar Sambah, Didied Affandy, Oktiyas Muzaky Luthfi, Anthon Efani. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS POTENSI WILAYAH PESISIR SEBAGAI DASAR PEMETAAN KAWASAN KONSERVASI DI PESISIR KABUPATEN 20 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR X, JUNI 2019 xx-xx BANYUWANGI, JAWA TIMUR Vol. 5 No. 2 2019 hal 61-69 JURNAL INTERNASIONAL Ramandhani, T Budiarti, ADN Makalew IOP Conference Series Earth and Environmental Science 501 1. 2020. Development Concept of Productive Landscape with Urban Agriculture Based on Potential Green Open Space and Community Preference in Bogor City. Ramandhani, Tati Budiarti and Afra DN Makalew. IOP Conference Series Earth and Environmental Science. 2020. Green open space of riverbanks in Bogor City as a potential location for development of urban agriculture. Volume 477. Maicol Fernando Camargo . 2020. Land suitability analysis to assess the potential of public open spaces for urban agriculture activities. Rio Gabriel SimamoraIn the years 2016-2019, Jambi City economic growth rate was higher than the Jambi Province and National data, but in 2020, it dropped by percent and was lower than the Provincial and National figures. The goal of this study is to identify and describe the major revenue-generating industries and competitiveness sectors in the local economy. Then, on pandemic situation, an examination of the leading and competitive sectors with the potential for development is carried out. In the 2016-2020 timeframe the transportation and warehousing industry is the leading sector with the highest average, according to the results of the LQ analysis. According to the SS research, the largest percentage change is in the power and gas procurement sector. The results of the identification can be utilized to assist additional study in order to help the Jambi City economy accelerate and recover in the face of the COVID-19 SolehA Soleh. Jurnal Sungkai Edisi Februari 2017 Hal 32-52 Page PeningSemarangPening, Kabupaten Semarang. Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomer 1, 2014, Online Pendidikan Geografi Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan danAnantya PrianggoroAnantya Prianggoro. 2020/2/11. Jurnal Pendidikan Geografi Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan danPemetaan Potensi Wilayah Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten GunungkidulM I SadaliSadali, M. I. 2017. Pemetaan Potensi Wilayah Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
dalampenelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi pemanfaatan lahan daerah tepi sungai jeneberang di kelurahan pangkabinanga dengan menggunakan metode analisis Deskriptif kuantitatif dengan melihat kondisi yang mempengaruhi penggunaan lahan sempadan sungai menjadi kawasan terbangun yang bukan menjadi kawasan sempadan sungai pada umumnya.
Soal sumatif tengah semester yang akan saya bagikan kali ini adalah tentang topik kelas 12 yaitu wilayah, pewilayahan dan interaksi desa digunakan untuk bank soal sumatif tengah semester guru geografi di sekolah, atau bisa digunakan untuk latihan siswa/i di lupa untuk selalu share soal sumatif tengah semester geografi kelas 12 di blog ini ke teman-teman Kriteria sosial budaya 1 wilayah suku Asmat, 2 wilayah industri tekstil, 3 wilayah Kesultanan Yogyakarta, dan 4 wilayah pertanian sawah basah. Dari kriteria wilayah yang disebutkan di atas merupakan contoh dari ...A. Wilayah Wilayah Wilayah Depok, Tangerang, Bekasi dan Bogor merupakan kota satelit bagi Kota Jakarta. Daerah penyangga yang secara fungsional sebagai penyangga bagi daerah yang berada di daerah lainnya. Oleh sebab itu DEBOTABEK disebut sebagai wilayah ...A. Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Pengelolaan Ciri-ciri wilayah 1 cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi berskala ekonomi, 2 mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada, 3 mempunyai struktur ekonomi yang homogen, 4 mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan growth point, 5 menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan, 6 masyarakat wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap di atas merupakan ciri-ciri wilayah ...A. Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Pernyataan 1 Mengurutkan keanekaragaman kondisi permukaan bumi. 2 Menyederhanakan informasi dari berbagai gejala di permukaan bumi 3 Memantau perubahan-perubahan yang terjadi di permukaan bumi. 4 Meratakan pembangunan sehingga menghindari pemusatan kegiatan. 5 Menjamin keserasian dan koordinasi pembangunan yang ada di tiap-tiap daerah Yang merupakan manfaat perwilayahan ditunjukkan angka .... A. 1, 2, dan 3B 1, 2, dan 4C 1, 3, dan 5D 2, 4, dan 5E 3, 4, dan 55. Pewilayahan 1 Wilayah Paparan Sunda landas kontinen Asia, 2 Wilayah Paparan Sahul landas kontinen Australia,3 Wilayah laut di atas merupakan perwilayahan berdasarkan …A. Geologis B. Perbedaan wilayah formal dan wilayah fungsional 1 Wilayah formal bersifat pasif dan statis / selalu berubah sedangkan wilayah fungsional bersifat aktif, dinamis / selalu berubah, dan sentralistik. 2 Wilayah formal bersifat kemajemukan / heterogenitas, sedangkan wilayah fungsional menekankan keseragaman / homogenitas. 3 Wilayah fungsional mempunyai hubungan ketergantungan satu sama lain / interdepensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah formal. 4 Wilayah formal umumnya ditemukan di kota, sedangkan wilayah fungsional umumnya ditemukan di desa. 5 Wilayah formal berfungsi memasok bahan baku, sedangkan wilayah fungsional berfungsi sebagai pusat untuk melayani kebutuhan berupa hasil industri. Yang merupakan perbedaan wilayah formal dan wilayah fungsional ditunjukkan angka .... A. 1, 2, dan 3B. 1, 2, dan 4C. 1, 3, dan 5D. 2, 4, dan 5E. 3, 4, dan 57. Kondisi fisik wilayah1 dataran rendah;2 curah hujan tinggi;3 merupakan daerah aliran wilayah sesuai kondisi fisik tersebut adalah sebagai daerah ....A perkebunanB waduk irigasiC industri garmenD pembangkit listrikE industri pemintalan8. Pengaruh yang ditimbulkan dari pusat pertumbuhan yang berkembang di suatu wilayah dalam aspek pemusatan sumber daya manusia adalah ...A. Arus migrasi penduduk dari daerah pedesaan menuju pusat pertumbuhan atau kota-kota di Membuka arus informasi dan komunikasi dari luar wilayah semakin meningkat yang akan mempercepat pertumbuhan daerah Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin ,bersikap hemat, serta tidak terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang berlebihan. D. Membuka lapangan pekerjaan yang banyak dan luas sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat dan status sosial seiring peningkatan kesejahteraan hidup. E. Menyebabkan akulturasi dan asimilasi nilai budaya akibat mobilitas penduduk, baik yang melalui migrasi serta pertambahan alami dari berbagai latar belakang Perhatikan wilayah-wilayah pembangunan 1 Sulawesi Tengah2 Sulawesi Selatan3 Sulawesi Utara4 Kalimantan Timur5 Maluku dan PapuaYang merupakan wilayah pembangunan utama D adalah . . . .A. 1, 2, dan 3B. 1, 2, dan 4C. 1, 3, dan 5D. 2, 4, dan 5E. 3, 4, dan 510. Hal yang relevan dengan pusat pertumbuhan yaitu ...A. harga tanah yang sangat tinggiB. tumbuh persaingan di bidang bisnisC. pola konsumerisme bagi masyarakatD. semakin besar pendapatan pendudukE. terdapat peluang lapangan kerja di berbagai sektor11. Perhatikan gambar!Gambar di atas merupakan teori tempat yang sentral dapat digunakan untuk menganalisis pusat-pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi yang sudah ada terhadap daerah tersebut menunjukkan jenis tempat sentral ...A. Hierarki 3 merupakan pusat pelayanan yang berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah Hierarki 4 merupakan pusat pelayanan yang berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah Hierarki 4 merupakan daerah lalu lintas optimum, dimana daerah yang terpengaruh akan senantiasa memberikan kemungkinan rute lalulintas yang paling Hierarki 7 merupakan daerah lalu lintas optimum, dimana daerah yang terpengaruh akan senantiasa memberikan kemungkinan rute lalulintas yang paling Hierarki 7 merupakan situasi administrasi optimum, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian wilayah tetangganya, selain mempengaruhi wilayahnya sendiri. 12. Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW telah dimiliki oleh kota Bogor. Akan tetapi implementasi RTRW di kota Bogor kurang berjalan baik. Kawasan yang diperuntukkan secara komersil menyebar di sepanjang jalan utama kota Bogor sehingga sering menimbulkan kemacetan. Permasalahan tersebut dapat terjadi karena adanya hambatan penataan ruang berupa….A. lemahnya pengendalian pemanfaatan ruangB. lambatnya penyusunan rencana tata ruang kotaC. kuatnya koordinasi antar lembaga pemerintahanD. terbatasnya lahan untuk pembangunan ruang publikE. kurangnya dana untuk pembangunan infrastruktur kota13. Berikut ini karakteristik Pertumbuhan Kota menurut Houston adalah ….A. Stadium formatif formative phase Semakin menurun sektor industri, transportasi, dan perdagangan, kondisi ini semakin meluas. B. Stadium modern modern phase Kenyataan ini terjadi karena persebaran fungsi pelayanan hanya berhenti sampai batas Stadium pembentukan inti kota nuclear phase Pada masa ini belum ada pembangunan gedung-gedung utama sebagai penggerak Stadium modern modern phase, kenampakan kota jauh lebih kompleks dan mulai timbul gejala pemisahan dengan pusat-pusat kegiatan di kota satelit dan Stadium formatif formative phase Pada tahap ini perkembangan industri dan teknologi mulai meluas termasuk sektor transportasi, komunikasi, dan perdagangan. 14. Jumlah penduduk Kota A = jiwa, jumlah penduduk Kota B = jiwa, jarak Kota A dan Kota B = 30 mil/km. maka batas terluar pusat pertumbuhan adalah ….A. 10 mil/km dari kota AB. 10 mil/km dari kota BC. 12 mil/km dari kota AD. 12 mil/km dari kota BE. 15 mil/km dari kota A15. Berikut ini adalah beberapa faktor yang memengaruhi suatu wilayah hingga menjadi pusat pertumbuhan, kecuali faktor ....a. pariwisatab. ekonomic. politikd. budayae. industri16. Perhatikan ciri-ciri berikut 1 masyarakat sangat erat dengan alam2 ajaran agama tidak terlalu kuat3 ikatan keluarga masih erat4 proses sosialisasinya berjalan erat5 sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bertaniCiri-ciri masyarakat desa ditunjukkan angka ….A. 1, 2, dan 3B. 1, 2, dan 4C. 1, 3, dan 5D. 2, 4, dan 5E. 3, 4, dan 517. Potensi Desa 1 Lembaga Keamanan Desa 2 Sumber Daya Alam3 Gotong royong 4 Hewan ternak5 Adat istiadat Yang termasuk potensi non fisik desa ditunjukkan angka ....A. 1, 2, dan 3B. 1, 2, dan 4C. 1, 3, dan 5D. 2, 4, dan 5E. 3, 4, dan 518. Lingkungan fisik dan sosial wilayah Indonesia membentuk pola permukiman yang berbeda-beda. Perbedaan pola permukiman di Indonesia umumnya disebabkan ....a. perbedaan jumlah populasib. topografi wilayah tidak samac. adat istiadat yang berkembang berbedad. tingkat pengetahuan penduduk tidak samae. perbedaan tingkat pendapatan penduduk19. Ciri-ciri desa 1 Aktivitas / kehidupan masyarakat masih terikat oleh adat Teknologi yang digunakan masih sederhana 3 Kegiatan ekonomi masyarakat ditujukan pemenuhan kebutuhan Umumnya masyarakat cenderung tertutup Dari ciri-ciri di atas maka dilihat dari tingkat perkembangannya termasuk desa …A. SwakaryaC. Tradisional. E. Di bawah ini merupakan ciri-ciri desa1 Sarana dan prasarana lengkap2 Adat-istiadat mulai longgar3 Administrasi desa sudah berjalan4 Mata pencaharian mulai beragam5 Produktivitas mulai meningkatYang termasuk ciri-ciri desa Swakarya adalah nomor…..A. 1, 2 dan 3B. 1, 2 dan 4C. 1, 3 dan 5D. 2, 4 dan 5E. 3, 4 dan 5 pola keruangan kota adalah…A. Saluran air dan jaringan Adanya segregrasi pemukimanC. Rumah sederhana dan jalan tanah D. Jalan teratur dan tersedia fasilitas Lahan pertanian dan bangunan bertingkat22. Salah satu ciri fisik kota yang ideal adalah terdapatnya Ruang Terbuka Hijau. Jumlah RTH ideal kota adalah .... % dari total luas wilayah 10%B. 20%C. 30%D. 40%E. 50%23. Ciri pola keruangan kota adalah…A. Saluran air dan jaringan Bangunan megah dan daerah Rumah sederhana dan jalan betonD. Jalan teratur dan tersedia fasilitas Lahan pertanian dan bangunan bertingkatKlasifikasi kota Megapolis menurut tingkat perkembangannya ditunjukkan angka ….A. 1 dan 2B. 1 dan 3C. 2 dan 4D. 3 dan 5E. 4 dan 524. Dari sifat-sifat masyarakat berikut yang tidak terlalu mencerminkan sifat masyarakat kota adalah ....a. masyarakatnya lebih berfikir rasional, penuh perhitungan dan terencanab. sifat kegotongroyongan sangat kentalc. masyarakatnya individualistis dan materialistisd. terdapat spesialisasi pekerjaan yang jelase. adanya kesenjangan ekonomi antar kelas masyarakat25. Kota A memiliki jumlah penduduk jiwa, sedangkan kota B jiwa. Jarak antara kedua kota tersebut adalah 120 kilometer. Di manakah lokasi pusat perdagangan yang tepat dan strategis agar terjangkau oleh penduduk setiap kota tersebut ?A. 60 km dari kota BB. 40 km dari kota AC. 40 km dari kota BD. 30 km dari kota AE. 30 km dari kota B26. Perhatikan gambar!Dari kedua gambar di atas dapat disimpulkan konektivitasnya wilayah A-B adalah ….A. potensi interaksi antarkota di wilayah A sama dengan wilayah BB. potensi interaksi antarkota di wilayah A lebih kecil jika dibandingkan wilayah BC. potensi interaksi antarkota di wilayah A lebih tinggi jika dibandingkan wilayah BD. potensi interaksi antarkota di wilayah B lebih tinggi jika dibandingkan wilayah AE. potensi interaksi antarkota di wilayah B lebih besar jika dibandingkan wilayah A27. Manfaat interaksidesa-kota bagi pedesaan adalah....A. Terpenuhinya sumber daya alam sebagai bahan mentah/bahan baku Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang Membuka lapangan kerja baru di sektor Tersedianya tempat pemasaran hasil Terpenuhinya kebutuhan Manfaat interaksi desa-kota bagi perkotaan adalah ...A. Masuknya Terpenuhinya barang-barang kebutuhanC. Masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan D. Membuka lapangan kerja baru di sektor Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang Perhatikan gambar model ruang interaksi desa koa menurut Bintarto berikut!Pada gambar di atas nomor 4 adalah ...A. City, sebagai pusat kota merupakan daerah pusat Suburban Fringe merupakan wilayah peralihan antara kota dan Urban Fringe wilayah batas luar kota yang mempunya sifat-sifat mirip Rural Urban Fringe merupakan wilayah yang terletak antara kota dan Suburban wilayah yang lokasi nya dekat pusat inti kota, dihuni oleh para Daerah ini ditandai dengan penggunaan tanah campuran untuk pertanian dan nonpertanian. Daerah yang dimaksud adalah ....a. urban fringeb. suburbanc. rurald. rural urban fringee. subrurban fringe31. Perhatikan gambar pola ruang kota berikut!Angka 7 dan 9 pada gambar teori inti Ganda menunjukkan daerah ... A. Kawasan Bisnis Pinggiran Kota dan Kawasan Industri Luar Pusat kegiatan dan Kawasan Bisnis Pinggiran Kota. C. Industri Sub Urban dan Permukiman Sub Permukiman kelas tinggi dan Industri Permukiman Sub Urban dan Dampak interaksi desa – kota 1 banyak muncul slum area atau pemukiman kumuh 2 volume sampah meningkat dan merusak lingkungan3 kekurangan tenaga produktif4 arus modernisasi merusak tata kehidupan tradisional masyarakat 5 lahan pertanian semakin berkurang Dari pernyataan di atas yang merupakan dampak negatif interaksi desa – kota bagi desa ditunjukkan angka …. A. 1, 2, dan 3B. 1, 2, dan 4C. 1, 4, dan 5D. 2, 3, dan 5E. 3, 4, dan 533. Kota yang mengalami kemunduran akibat kurangnya pengawasan dan pemeliharaan menurut Griffith Taylor termasuk stadium ....a. infantileb. senilec. matured. juvenilee. eopolis35. Kota-kota Indonesia1 Kuningan2 Banjarnegara3 Banjarmasin4 Makassar5 SolokKota yang berada di daerah dataran tinggi ditunjukkan angka ...A. 1, 2, dan 3B. 1, 2, dan 5C. 1, 4, dan 5D. 2, 3, dan 4E. 3, 4, dan 5Kunci DAEACBACECDEACCCBAABDCEBDCCECDAEBB
KondisiFisik Wilayah Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VIII) Negara Indonesia dianugerahi oleh Allah kondisi alam yang subur yang tentu akan sangat baik untuk pertanian yang juga didukung oleh posisi Indonesia yang terletak di sekitar garis katulistiwa yang menjadikan wilayahnya menjadi beriklim tropis. Dengan iklim tropis tersebut maka Wilayah Indonesia memperoleh sinar matahari Penggunaan lahan merupakan salah satu parameter untuk membedakan beberapa wilayah formal. Penggunaan lahan seperti aktivitas industri dan perkebunan tidak cepat berubah. Berdasarkan parameter tersebut, wilayah formal bersifat... No. 5,6, 9 JawabanPenggunaan lahan merupakan salah satu parameter untuk membedakan beberapa wilayah formal. Penggunaan lahan seperti aktivitas industri dan perkebunan tidak cepat berubah. Berdasarkan parameter tersebut, wilayah formal bersifat Statis. Wilayah formal bersifat statis karena penggunaan lahan di wilayah formal cenderung lambat adalah sebagian dari permukaan bumi, yang memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan wilayah lain di sekitarnya. Wilayah terbagi menjadi dua jenis, yaitu wilayah formal dan wilayah fungsional. Wilayah formal memiliki sifat yang statis sulit berubah dan homogen. Sedangkan wilayah fungsional memiliki sifat yang dinamis mudah berubah dan lebih lanjut tentang materi wilayah dan perwilayahan, pada berkembangsecara fisik ke arah pinggiran kota. Terkait dengan penggunaan lahannya, daerah pinggiran merupakan wilayah yang banyak mengalami perubahan penggunaan lahan terutama perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian yang disebabkan adanya pengaruh perkembangan kota di dekatnya (Rahayu, 2009). didalam kawasan perkotaan tersebut, pusat-pusat kegiatan,dan sistem jaringan yang melayaninya. Analisis struktur internal kawasan perkotaan membagi kawasan perkotaan berdasarkan homogenitas kondisi fisik, ekonomi, dan sosial budaya, serta menggambarkan arahan garis besar intensitas ruang dan arahan pengembangannya di masa datang. 3. 1) menempati dataran yang luas dan penyinaran yang penuh; Daerah f1ir memiliki relief yang cenderung datar. Kondisi Fisik Wilayah 1 Dataran Rendah 2 Curah Hujan Tinggi 3 Merupakan Daerah Course Hero Faktor fisik yang mengkategorikan suatu wilayah merupakan daerah pertanian meliputi: Penggunaan wilayah sesuai kondisi fisik tersebut adalah sebagai daerah. mZbi.
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/273
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/365
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/267
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/222
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/31
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/321
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/336
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/77
  • ypd1uzxc9v.pages.dev/292
  • penggunaan wilayah sesuai kondisi fisik tersebut adalah sebagai daerah